Setiap anak muda memiliki dorongan untuk mencari
jati diri, termasuk dalam hal pergaulan. Pergaulan bebas yang berisiko pun
masih mengintai generasi muda di Indonesia. Seperti konsumsi rokok, alkohol,
konsumsi narkoba, hingga seks pranikah.
Selain rentannya masalah pergaulan, minimnya
pengetahuan tentang transmisi penyakit akibat virus HIV/AIDS juga kerap
diabaikan. Padahal pergaulan bebas dan gaya hidup yang negatif dari lingkungan
sosial berperan dalam meningkatkan angka penderita HIV/AIDS yang selalu naik
dari tahun ke tahun.
Menurut penelitian, saat ini sekitar 60% remaja
Indonesia mengaku pernah melakukan seks pranikah. Dari angka tersebut 50% dari
penderita HIV/AIDS ada dalam kategori usia remaja. Berdasarkan data tahun 2018,
anak dan remaja di bawah usia 19 tahun yang mengidap HIV meningkat hingga 2.881
orang. Padahal pada tahun 2010, jumlah remaja yang terinfeksi HIV sebanyak
1.622 orang.
Akibatnya anak-anak muda ini banyak kehilangan
kesempatan untuk melanjutkan sekolah, bekerja, memulai keluarga, dan
berkontribusi maksimal dalam masyarakat luas. Mereka harus tergantung dengan
obat ARV (antiretroviral) sambil berupaya menjaga kesehatan agar virus yang
menggerogoti tubuhnya tidak semakin buruk.
Risiko HIV/AIDS begitu besar. Bukan hanya dari
sisi kesehatan fisik yang terkena dampaknya. Tetapi juga aspek psikologis dan
sosial, di mana masih ada pelabelan stigma negatif untuk orang dengan HIV/AIDS
(ODHA).
Begitu rentannya masa depan anak muda, ditambah
lagi pergaulan bebas yang bisa berisiko menyebabkan HIV/AIDS, menjadikan para
orang tua perlu waspada. Ajak remaja berdiskusi sekaligus mengedukasi informasi
selengkap mungkin tentang penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini.
Remaja harus Melek Edukasi tentang Seks Pranikah
Penularan HIV/AIDS awalnya paling banyak terjadi
pada pelaku hubungan seks homoseksual. Namun pada perkembangannya, hubungan
seks heteroseksual juga memiliki risiko yang sama.
Remaja perlu diberi informasi yang jelas bahwa
seks sebelum menikah berpeluang meningkatkan risiko HIV/AIDS dan penyakit
seksual menular. Baik hubungan seksual secara oral, vaginal, maupun anal. Hal
ini karena penularan HIV/AIDS terjadi karena kontak cairan sperma dan cairan
vagina.
Virus bisa menginfeksi lewat cairan ini apabila
menyentuh bagian membran mukosa seperti lapisan yang ada di hidung, bibir,
telinga, kemaluan, dan anus. Sehingga berhubungan melalui oral seks maupun anal
seks juga berisiko HIV/AIDS.
Edukasi tentang seks bebas yang bisa berisiko
negatif perlu diketahui remaja. Pemahaman ini juga sesuai dengan aturan
norma-norma yang berlaku dalam keluarga, agama, sosial, dan hukum.
Meski seks dengan memakai pengaman seperti kondom
dianggap mampu menangkal transmisi virus HIV/AIDS, bukan berarti menjalani seks
pranikah aman dan dibolehkan. Remaja perlu didukung dengan aktivitas yang lebih
positif untuk memaksimalkan potensi kemampuannya.
Remaja Harus Menjauhi Narkoba apapun Bentuknya
Selain melalui hubungan seksual, penggunaan
narkoba jenis suntik juga menjadi penyebab penularan HIV/AIDS. Namun demikian,
remaja juga harus tahu bahwa jenis narkoba apapun berbahaya untuk kesehatan.
Mengapa narkoba jenis suntik bisa menularkan
HIV/AIDS? Jarum suntik biasanya digunakan untuk memasukkan narkoba ke aliran
darah (intravena). Jika darah pengguna narkoba itu mengandung HIV/AIDS, darah
yang tersisa di jarum bisa menginfeksi orang lain yang juga memakai jarum yang
sama. Penggunaan jarum suntik secara bergantian dan tidak steril bisa menjadi
media penularan virus HIV/AIDS.
Selain jarum suntik, pemakaian jarum yang juga
berisiko adalah penggunaan jarum untuk tato, tindik, piercing yang tidak
steril. Bahkan baru-baru ini ada yang terkena virus HIV setelah melakukan
perawatan facial di klinik kecantikan.
Remaja harus terus memperbarui pengetahuannya
tentang hal-hal yang bisa merugikan dirinya baik secara langsung maupun tak
langsung. Baik yang bisa mempengaruhi dirinya saat ini atau masa depannya.
Itulah mengapa remaja perlu diajak untuk selalu
fokus ke hal-hal positif, memilih pergaulan dan lingkaran pertemanan yang
sehat, serta berani menolak/bersikap tegas jika terjadi kekerasan yang bisa
melecehkan kehormatan dan harga dirinya.
Bila ada pertanyaan bisa email ke : info@rusabook.com dan kunjungi website kami di http://www.rusabook.com